Generasi Milenial Kikis Nilai Budaya Indonesia

- 31 Desember 2017, 06:00 WIB
ilustrasi-generasi-millenial
ilustrasi-generasi-millenial

TANGERANG, (KB).- Kekayaan khazanah nilai-nilai tradisi budaya yang dimiliki negeri tercinta Indonesia sangat luar biasa. Namun pada generasi milenial saat ini, keberadaan nilai-nilai tradisi budaya Indonesia mulai terkikis. Seperti budaya gotong royong dan gaya hidup berpancasila sering dilupakan oleh masyarakat Indonesia. Tentunya, terkikisnya hal tersebut membuat eksistensi bangsa Indonesia akan terancam. Demikian diungkapkan Dewan Penasihat Paguyuban Jaga Raksa Budaya Nusantara, Sulasman, Kamis (28/12/2017). Ia mengaku prihatin terhadap situasi yang terjadi di Indonesia mengenai terkikisnya budaya. Menurutnya, penggerusan budaya Indonesia terjadi karena akulturasi budaya asing yang masuk ke Indonesia dengan cara menularkan isme-isme seperti kapitalisme dan hedonisme. "Kegiatan ini sebagai bentuk keprihatinan terhadap situasi hari ini. Ditengah gempuran isme-isme yang datang, telah menggerus budaya kita," ujarnya dalam kegiatan diskusi terbatas dan konferensi pers di Hotel Narita, Kota Tangerang. Paguyuban Jaga Raksa Budaya Nusantara mengemas kegiatan diskusi itu dengan tema "Menjaga Nilai-Nilai Tradisi Lokal Sebagai Bentuk Komitmen Memperkuat Rasa Kebanggaan dan NKRI". Tema tersebut mengartikan bahwa masyarakat Indonesia harus memperkokoh nilai budaya, agar keberadaan NKRI selalu terjaga. "Kearifan lokal harus dijaga. Jadi salah satu lahirnya sebuah kemerdekaan berkat perjuangan, akar budaya, dan nilai-nilai kearifan lokal yang telah terbukti luar biasa," ucap Sulasman. Sulasman menerangkan, fakta di lapangan saat ini, masyarakat Indonesia khususnya kaum milenial telah larut didalam budaya hedonistik dan kapitalistik. Problematika ini terjadi, kata dia, karena akulturasi budaya. "Budaya asli kita dikalahkan, lambat laun akan mengurangi kesadaran nasionalisme. Karena budaya-budaya kita telah dicekoki dari luar," tuturnya. Sementara itu, Sekretaris Umum Paguyuban Jaga Raksa Budaya Nusantara, Dede Heri menambahkan, percampuran budaya antara budaya asing dengan budaya lokal harus dihindarkan. "Tidak bisa bangsa ini bersatu dari paham paham isme yang datang dari luar. Memang kita tidak menyalahkan, tapi memang ini fakta sosial yang terjadi di Indonesia," katanya. Problematika tersebut tidak bisa dibiarkan, kata Dede, seluruh elemen baik pemerintah maupun masyarakat harus bersinergi untuk menjaga ancaman ini. "Hal ini tidak bisa dibiarkan. Harus turun bersama untuk menjaga kearifan lokal. Kita bisa membentengi itu, dengan memilah dan memilih yang baik untuk generasi muda. Gerakan menjaga pun harus betul-betul dilakukan," ujarnya. (DA)***

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x