Jika ada pihak mengatasnamakan PRMN yang memeras, menipu dan melanggar kode etik, sampaikan pengaduan pada kami.

Kapolri Sebut Bom Kampung Melayu Berbahan TATP

- 27 Mei 2017, 02:44 WIB
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (kedua kanan) bersama Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan (kedua kiri) dan Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto (kanan) memberikan keterangan kepada awak media ketika meninjau lokasi ledakan bom di Terminal Kampung Melayu, Jakarta, Jumat 26 Mei 2017. Bom bunuh diri yang meledak pada Rabu 24 Mei 2017 malam itu mengakibatkan 15 orang menjadi korban, lima diantaranya meninggal dunia.*
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (kedua kanan) bersama Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan (kedua kiri) dan Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto (kanan) memberikan keterangan kepada awak media ketika meninjau lokasi ledakan bom di Terminal Kampung Melayu, Jakarta, Jumat 26 Mei 2017. Bom bunuh diri yang meledak pada Rabu 24 Mei 2017 malam itu mengakibatkan 15 orang menjadi korban, lima diantaranya meninggal dunia.*

JAKARTA,(PR).-Bahan peledak yang digunakan bom Kampung Melayu, Jakarta Timur adalah bahan kimia dengan jenis triaseton triperoksida (TATP). Kapolri Tito Karnavian menjelaskan tentang bahan yang digunakan dua pelaku bom bunuh diri kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung Raya di Terminal Kampung Melayu ini. Tito menjelaskannya di Rumah Sakit Polri Said Sukanto, Jakarta Timur, Jumat 26 Mei 2017 malam.

Tito mengatakan bahan peledak itu sering digunakan oleh kelompok teror ISIS di Irak dan Suriah. Dua bom yang diledakkan di Kampung Melayu berbeda daya ledaknya. Bom pertama yang dibawa Ichwan Nurul Salam berdaya ledak rendah. "Ledakan pertama ini untuk menarik perhatian, memancing orang datang berkumpul," katanya seperti dilansir Kantor Berita Antara, Sabtu, 27 Mei 2017.

Bom kedua, kata Tito, bom panci presto yang ada di ransel yang dibawa Ahmad Sukri berdaya ledak besar. "Ledakannya membuat badan pelaku hancur dan terpisah-pisah," katanya.

Menurut Tito, ledakan pada bom kedua sangat berbahaya karena menyebarkan beberapa benda tajam. Benda ini memberi efek merusak pada benda dan manusia yang berada di radius ledakan.

"Ada shrapnel, mur, gotri dan gunting kecil sehingga memberikan efek seperti peluru yang didorong oleh ledakan yang memberikan efek bakar dan efek menghancurkan," katanya.

Rabu 24 Mei 2017 malam, terjadi dua kali ledakan di kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur. Ledakan pertama terjadi pukul 21.00 WIB di depan toilet umum. Sementara ledakan kedua terjadi pada 21.05 WIB di dekat Halte Transjakarta Kampung Melayu yang jaraknya sekitar 10 meter dari lokasi ledakan pertama.

Dua pelaku bom bunuh diri meninggal dunia seketika. Pelaku diketahui bernama Ichwan Nurul Salam dan Ahmad Sukri. Dalam peristiwa tersebut, selain menyebabkan dua pelaku tewas, tiga korban polisi gugur.

Tiga polisi yang gugur tersebut adalah Bripda Taufan Tsunami, Bripda Ridho Setiawan dan Bripda Imam Gilang Adinata, ketiganya anggota Unit 1 Peleton 4 Direktorat Sabhara Polda Metro Jaya.

Selanjutnya tim Densus 88 Antiteror Polri dibantu Polda Jabar menangkap tiga terduga teroris yang disinyalir terkait peristiwa bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu. Ketiganya yakni J, W dan A yang ditangkap ditiga lokasi berbeda di Bandung, Jawa Barat.***

Editor: Arie C. Meliala


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

Pikiran Rakyat Media Network

x