Jika ada pihak mengatasnamakan PRMN yang memeras, menipu, dan melanggar kode etik, sampaikan pengaduan pada kami.

Teror KPK Untuk Kacaukan Pemilu 2019?

- 10 Januari 2019, 16:59 WIB
Teror.*/DOK. PR
Teror.*/DOK. PR

JAKARTA, (PR).- Anggota Komisi III DPR Ahmad Sahroni menilai teror bom molotov yang menimpa petinggi KPK merupakan upaya kelompok tertentu untuk membuat kekacauan di dalam negeri menjelang pelaksanaan Pemilu serentak yang pelaksanaannya hanya menyisakan beberapa bulan lagi.

Pelaku, dipandang Sahroni, sengaja membidik sasaran tokoh penting, dalam hal ini pimpinan KPK karena disinyalir akan menarik perhatian dengan harapan membuat masyarakat panik dan tidak aman.

“Ini peristiwa yang saya nilai sengaja menargetkan tokoh penting dengan tujuan membuat keresahan jelang Pemilu serentak,” kata Sahroni di Jakarta, Kamis 10 Januari 2018.

Oleh karena itu, pemerintah, melalui kepolisian harus membuktikan kesiapan menangani berbagai ancaman teror yang berpotensi mengganggu keberlangsungan Pemilu serentak. Masyarakat juga diharapkan tak serta merta panik atas peristiwa itu.

“Saya juga meminta Polri bergerak cepat dalam pengusutan kasus ini. Saya yakin Polri dengan kemampuannya di bidang pemberantasan terorisme akan mampu mengungkap kasus ini,” ujar Sahroni seraya mengatakan bahwa ke depannya, pengamanan terhadap pimpinan lembaga harus lebih baik.

Sekalian dengan kasus Novel Baswedan

Wakil Ketua Komisi III DPR Erma Ranik meminta Kapolri Jenderal Tito Karnavian membuat satuan tugas khusus untuk menangani kasus teror ini.

Menurut dia, Satgas itu harus bertugas dan bertanggung jawab sekalian dengan investigasi kasus Novel Bawesdan.

"Saya minta agar dipimpin langsung oleh Wakapolri Ari Dono Sukmanto dan harus bisa mengungkap siapa pelaku dan aktor utama dibalik peristiwa ini. Saya percaya Polri punya semua sumber daya untuk mengungkapnya," kata Erma Ranik.

Komisi III DPR, kata dia, juga akan memantau serius kasus teror bom ini. Pasalnya, teror terhadap aparat penegak hukum yang sedang menjalankan tugas, tidak bisa dibiarkan.

Halaman:

Editor: Yusuf Wijanarko


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

Pikiran Rakyat Media Network

x